Kegiatan Menulis Online Dengan “Medium”

Kegiatan Menulis Online Dengan “Medium” – Menulis artikel pada aplikasi Medium menurut saya masih relatif sedikit bila dibandingkan dengan bahasa Inggris yang memang mendominasi. Tetapi saya meyakinkan satu hal bahwa Medium yang sejak awal didirikan oleh Ev Williams — yang tak lain sebagai pendiri Twitter — mampu untuk mengubah bagaimana cara mengelola konten. Konten yang berkualitas, mendalam, simpel dan mudah diakses. Menurut saya inilah alasan mengapa audiens Medium berkumpul.

Kegiatan Menulis Online Dengan “Medium”

1. Ingat ini: Medium Media Untuk Membaca Banyak Hal Menarik

Medium adalah sebuah platform yang fungsinya adalah untuk kegiatan tulis menulis. Pada platform Medium, kamu akan menemukan banyak sekali tulisan- tulisan panjang dan bagi kamu yang tidak begitu menyukai membaca dapat dipastikan bosan. Memang tulisan panjang belum tentu berkualitas, tapi tulisan pendek juga belum tentu memuaskan pertanyaan kita tentang sesuatu. poker asia

Lebih hebatnya lagi, pada Medium kita tidak akan menemukan iklan bertebaran berantakan! Dalam petunjuk pemakaian Medium, diterangkan bahwa penggunanya tidak boleh membuat iklan secara terang-terangan walaupun dalam Medium penggunaaan native ads masih diperbolehkan. Semacam iklan yang bercerita (story telling). Sangat disayangnkan, pengawasan ditulis dalam bentuk bahasa Inggris saja, padahal di label (tag)bahasa Indonesia ataupun Indonesia kita juga sering menemukan spam iklan. Kalau ada yang seperti itu, klik report aja! Kita buat Medium bahasa Indonesia bebas iklan dan spam. Berbagai penulis terkenal dunia ada di Medium. Bahkan beberapa tokoh politik dan ilmuwan juga aktif menulis di Medium. sbobet88

Pada Medium Indonesia sendiri banyak ditemukan penulis-penulis terkenal populer yang berasal dari Indonesia. Sebut aja: Nisitia Kurniasari, Iqbal Hariadi dari Kitabisa.com, Isabella rekan saya di Sabtulis, Roadiastuty Putri, Bernard Batubara, Ben Aryandiaz dan masih banyak lainnya. www.mrchensjackson.com

Selain penulis ada juga beberapa publikasi asal Indonesia yang menurut saya cukup menarik seperti: Nekropolis, Life at GO-Jek, Inside Bukalapak dan Kolektif Agora. Saya nanti akan menjelaskan soal publikasi lebih detil di poin-poin selanjutnya.

2. Cara mencari Konten di Medium

Pencarian konten di Medium terbilang cukup mudah. Setiap konten selalu memiliki tag dan kita bisa berselancar berdasarkan tag yang ada. Kita juga bisa melakukan follow pada penulis favorit sehingga kita tidak ketinggalan update terbaru dari penulis kesukaan. Selain bisa mengikuti penulis lainnya dengan memencet tombol follow, Medium juga memperbolehkan penulisnya untuk memfollow akun lainnya dengan menggunakan tagar tertentu. Misalnya tag tentang Indonesia. Disarankan untuk para pengguna Instagram yang  berasal dari negara Indonesia sebaiknya emnggunakan tagar Indonesia dalam pencariannya

3. Wow ada konten menarik, Aku ingin merespon!

Nah, Medium rupanya juga telah memikirkan dengan baik soal komentar. Pada menu Medium kita dipersilahkan untuk memberikan suatu komentar. Seperti dengan melakukan menggaris bawahi kalimat tertentu (highlight). Fitur ini akan memudahkan penuli untuk dapat menemukan konten yang menarik dan biasanya kontennya ditandai dengan sebuah tagar. Sayangnya, fitur ini hanya berlaku di desktop dan belum bisa dilakukan di smartphone, khususnya Android. Tetapi untuk pengguna Iphone

Selain memberikan highlight, kawan juga bisa melakukan komentar seperti pada umumnya di bagian paling bawah konten. Uniknya, setiap komentar yang kawan posting, oleh Medium diterjemahkan sebagai konten / stories baru. Sehingga jangan heran bila kita melihat profil seseorang atau profil kita sendiri dalam opsi latest (terbaru) banyak berupa kalimat-kalimat pendek. Dalam beberapa kasus, diskusi disebuah artikel Medium bisa sampai membuat komentator menulis sebuah artikel baru untuk merespon. Fitur inilah yang kemudian saya rasa menghidupkan budaya kritis dan terbuka pada diskusi untuk para penulis di Medium.

Dan yang terakhir, untuk merespon sebuah konten. Kawan bisa mengirimkan private notes kepada penulis. Private notes rasanya memang perlu untuk mereka yang tidak nyaman untuk menegur ataupun memberikan masukan secara terbuka di depan publik. Sehingga reputasi penulis tetap terjaga dan tetap bisa meningkatkan kualitas karyanya. Tapi perlu diingat, private notes ini hanya bisa dilakukan dengan melakukan highlight ke kalimat tertentu. Seperti catatan coret-coret editor gitu jadi pembaca tidak perlu tahu membaca kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh penulis.

4. Mengapresiasi Konten

Dalam memberikan apresiasi terhadap konten terbaik, Medium juga memiliki cara yanmg unik. Yakni dengan sistem clap (tepuk tangan). Jadi diibaratkan saat sebuah konten usai ditulis, pembaca akan merasa terkagum dan merespon dengan bertepuk tangan. Semakin banyak tepuk tangan maka konten akan dinilai semakin berkualitas (maksimal tepuk tangan sebanyak 25x).

Sistem ini sempat menuai pro dan kontra, namun kini sistem ini sudah jamak digunakan. Hanya saja, saya kerap melihat di Medium bahasa Indonesia, para pembaca masih beranggapan kalau clap itu sama dengan likes yang hanya perlu dilakukan satu kali saja. Padahal, jika mengacu pada panduan Medium, jumlah tepuk tangan ternyata juga menentukan seberapa banyak uang yang didapatkan penulis jika konten yang dibuatnya adalah konten premium (membutuhkan langganan).

5. Menulis Konten

Poin ini terbilang agak aneh saya tempatkan di sini karena poin-poin sebelumnya lebih banyak menempatkan kita sebagai pembaca Medium saja. Nah kali ini saya ingin menempatkan kita sebagai penulis konten di Medium.

Medium sebagai wadah atau platform blog sejatinya tidak memiliki banyak perbedaan seperti blog-blog yang sudah ada. Contohnya saja Wordpress, Tumblr (telah diblokir oleh pemerintahan Republik Indonesia), ataupun Blogspot milik Google. Semua wadah tersebut memiliki kemampuan untuk memanajemen konten dalam sebuah situs.

Kembali ke pembahasan tentang menulis konten. Cara menulis konten di Medium cukuplah sederhana. Kita bisa melakukannya di peramban komputer ataupun di ponsel pintar. Bagi yang akrab dengan dunia menulis daring, ini adalah bagian paling mudah. Untuk yang masih belum mengenal Medium, dilain kesempatan saya akan kembali membahas cara untuk menulis artikel apada aplikasi Medium.

Fitur lain yang disediakan oleh Medium untuk para pembuat konten adalah jika kita membuat konten secara daring, semua aktifitas penulisan akan disimpan secara otomatis oleh sistem Medium. Sehingga kita tidak perlu khawatir saat tiba-tiba koneksi internet mati atau bermasalah.

Salah satu hal yang unik ditemukan pada Medium adalah pembuatan fitur. Fitur ini merupakan sebuah fitur semacam wadah bersama untuk beberapa pembuat konten dalam satu payung atau institusi. Semua penyaji konten yang tergabung dalam Publikasi akan bisa saling berhubungan dalam satu halaman khusus, termasuk juga domain pribadi yang ebrbayar sejumlah beberapa dolar Amerika Serikat. Dan tentu saja setiap publikasi memiliki standar dan panduan kontennya masing-masing. Yah mirip-mirip seperti sistem penerbitan jurnal.

Sementara saya juga menjadi kontributor untuk satu Publikasi milik orang lain yakni di Nekropolis. Sebuah publikasi yang membahas tentang isu-isu perkotaan.

Jika diberi kesempatan, lain kali saya juga akan menulis panduan tentang fitur Publikasi ini.

Continue Reading

Share